Perkembangan tubuh tanah secara vertikal tanah, membentuk lapisan (horizon) yang berbeda-beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik fisik, kimiawi, dan biologis. Masing-masing perbedaan tersebut sebagai akibat bekerjanya faktor-faktor lingkungan terhadap: (1) bahan induk asal, maupun (2) bahan-bahan eksternal, berupa bahan organik sisa-sisa makhluk yang hidup di atasnya dan mineral bukan bahan induk yang berasal dari letusan gunung api, atau yang terbawa oleh aliran air.
Susunan lapisan
tanah dalam permukaan bumi tebalnya dapat mencapai 100- 120 cm yang biasa
disebut sebagai profil tanah.
Profil tanah
merupakan penampang vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke batuan
induk tanah yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-B-C dan R. Empat
lapisan ter-atas yang masih dipengaruhi cuaca disebut solum tanah, horizon O dan A disebut lapisan tanah atas (top soil)
dan horizon B disebut lapisan tanah bawah
(sub soil) seperti pada Gambar 4.1.
Berdasarkan gambar
di atas, maka masing-masing lapisan tanah adalah sebagai berikut :
O1
|
:
|
serasah (sisa-sisa
tanaman)
|
O2
|
:
|
bahan organik tanah hasil
dekomposisi serasah
|
A1
|
horizon mineral memiliki ba-han organik tinggi
sehingga berwarna agak gelap
|
|
A2
|
:
|
horizon mineral telah
tercuci (eluviasi) sehingga kan-dungan bahan
organik, liat-silikat, Fe dan Al rendah tetapi pasir debu kuarsa
(sesqui-oksida) dan mineral resisten tinggi
dan berwarna terang.
|
AB
|
:
|
lapisan transisi, bersifat
le-bih dekat ke A.
|
BA
|
:
|
lapisan transisi, bersifat
lebih dekat ke B
|
B
|
:
|
horizon illuvial (akumulasi
bahan eluvial), telah ber-kembang jika
terjadi perubahan kelembaban tanah.
|
BC
|
:
|
lapisan transisi dari
lapisan B ke C
|
C
|
:
|
Lapisan bahan induk yaitu batuan induk yang telah
mengalami proses hancur-an oleh iklim
|
R
|
:
|
Lapisan batuan induk, lapisan ini terdiri dari batuan
induk yang belum mengalami perubahan.
|
Meskipun tanah
terdiri dari beberapa lapisan, namun bagi tanaman yang sangat penting adalah
horizon O - A (lapisan atas) yang biasanya mempunyai ketebalan < 30 cm,
bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi, palawija dan sayuran yang
paling berperan adalah kedalaman sampai 20 cm. Oleh karena itu, istilah
kesuburan tanah biasanya mengacu kepada ketersediaan hara pada lapisan setebal
ini, yang biasanya disebut sebagai lapisan olah. Namun bagi tanaman perkebunan
dan kehutanan untuk jangka panjang lapisan tanah bawah juga akan menjadi sumber
hara dan air.
http://musbako.blogspot.com/2012/06/mengenal-sifat-fisik-tanah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar